Bagaiman Qur'an mengapresiasi terhadap orang yang berilmu (berbudaya akademik)?
Ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu menempati posisi yang tinggi dalam ajaran Agama Islam. Seorang cendekiawan muslim dari Mesir Abbas Mahmud al-Aqqad bahkan mengatakan, berpikir dalam rangka mencari kebenaran merupakan bagian dari kewajiban Islam. Dan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim harus selalu ditandai dengan peningkatan ilmu pengetahuan.
Orang yang berilmu akan ditempatkan oleh Alloh SWT pada posisi yang terpuji dan amat termuliakan (Q.,s. Al-Mujadilah : 11). Sebaliknya, orang yang tidak menggunakan akal dan kalbunya untuk mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran akan diturunkan derajatnya sampai pada tingkatan terendah, yaitu seperti binatang atau yang lebih hina darinya (Q.,s. Al-A`raf : 179).
Begitu juga dalam surat Al Mujadilah ayat 11:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Q.S Al-A’raf ayat 179
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Dengan ilmu manusia bisa menjadi jauh lebih baik dan berbeda dengan makhluk lainnya. Imam Gazali berkata” Ilmulah yang membedakan manusia dari binatang. Dengan ilmu ia menjadi mulia, bukan dengan kekuatan fisiknya, sebab dari sisi fisik onta jauh lebih kuat, dan bukan dengan kebesaran tubuhnya. Sebab gajah pasti melebihinya, juga bukan dengan keberaniannya, sebab singa lebih beradi darinya…… Manusia diciptakan hanya untuk ilmu.
Jadi intinya, ketika berbicara ilmu pengetahuan, Al Qur’an tidak mengkhususkan pada ilmu tertentu, tetapi mencakup segala bentuk pengetahuan yang dicapai manusia melalui upaya mencermati langit dan bumi beserta isinya.
2). Bagaimana petunjuk Al-Qur’an untuk meningkatkan etos kerja?
Bumi diciptakan Alloh SWT sebagai tempat untuk manusia mencari rezeki. Oleh karena itulah diperintahkan kepada umat manusia untuk bertebaran di muka bumi ini untuk mencari anugerah dari Alloh SWT. Al-Qur’an menganjurkan manusia agar bersikap disiplin dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Apabila seseorang ingin mengalami kesuksesan dalam kehidupannya, salah satu modal utama adalah memiliki etos kerja yang tinggi.
Dalam risalah yang mengandung pedoman hidup yang lengkap dan lurus terdapat pula etos kerja, berupa pedoman dan tuntunan dalam bekerja supaya karyanya sukses dan berkah. Etos kerja yang datang dari Allah Pencipta dan Penguasa alam raya inilah yang paling tepat dan yang hak, karena tiada lagi keterampilan dan pengaturan dari makhluk manapun yang mampu menandinginya.
Etos kerja adalah karakter dan kebiasaan berkenaan dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup manusia yang mendasar terhadapnya. Komponen dasar dari etos kerja adalah iman dan taqwa, serta niat. Umat Islam memiliki karakteristik tersendiri mengenai etos kerja. Dalam melaksanakan pekerjaan, ada beberapa motivasi yang mempengaruhi.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai etos kerja. Dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai etos kerja yang diajarkan oleh Allah.
Yang paling populer dan sering kita dengar di pengajian-pengajian agama adalah QS Al-Jumu’ah ayat 9-10: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Sebagai umat muslim sudah sebaikanya untuk membiasakan diri dengan perilaku etos kerja yang baik. Perilaku tersebut antara lain:
1. Manusia hendaknya memahami perannya sebagai khalifah yang bertugas memakmurkan bumi dengan bekerja keras dan menuntut ilmu sebaik-baiknya untuk bekal masa depan
2. Memiliki sikap dan sifat yang tidak merugikan orang lain walaupun orang lain lebih mulia dan tinggi derajatnya
3. Mencintai pekerjaan walau sekecil apapun dan menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini telah diciptakan dengan sempurna oleh Allah
4. Melaksanakan ajaran Islam untuk bekerja keras guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup yang baik dan sejahtera serta sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu menempati posisi yang tinggi dalam ajaran Agama Islam. Seorang cendekiawan muslim dari Mesir Abbas Mahmud al-Aqqad bahkan mengatakan, berpikir dalam rangka mencari kebenaran merupakan bagian dari kewajiban Islam. Dan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim harus selalu ditandai dengan peningkatan ilmu pengetahuan.
Orang yang berilmu akan ditempatkan oleh Alloh SWT pada posisi yang terpuji dan amat termuliakan (Q.,s. Al-Mujadilah : 11). Sebaliknya, orang yang tidak menggunakan akal dan kalbunya untuk mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran akan diturunkan derajatnya sampai pada tingkatan terendah, yaitu seperti binatang atau yang lebih hina darinya (Q.,s. Al-A`raf : 179).
Begitu juga dalam surat Al Mujadilah ayat 11:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Q.S Al-A’raf ayat 179
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Dengan ilmu manusia bisa menjadi jauh lebih baik dan berbeda dengan makhluk lainnya. Imam Gazali berkata” Ilmulah yang membedakan manusia dari binatang. Dengan ilmu ia menjadi mulia, bukan dengan kekuatan fisiknya, sebab dari sisi fisik onta jauh lebih kuat, dan bukan dengan kebesaran tubuhnya. Sebab gajah pasti melebihinya, juga bukan dengan keberaniannya, sebab singa lebih beradi darinya…… Manusia diciptakan hanya untuk ilmu.
Jadi intinya, ketika berbicara ilmu pengetahuan, Al Qur’an tidak mengkhususkan pada ilmu tertentu, tetapi mencakup segala bentuk pengetahuan yang dicapai manusia melalui upaya mencermati langit dan bumi beserta isinya.
2). Bagaimana petunjuk Al-Qur’an untuk meningkatkan etos kerja?
Bumi diciptakan Alloh SWT sebagai tempat untuk manusia mencari rezeki. Oleh karena itulah diperintahkan kepada umat manusia untuk bertebaran di muka bumi ini untuk mencari anugerah dari Alloh SWT. Al-Qur’an menganjurkan manusia agar bersikap disiplin dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Apabila seseorang ingin mengalami kesuksesan dalam kehidupannya, salah satu modal utama adalah memiliki etos kerja yang tinggi.
Dalam risalah yang mengandung pedoman hidup yang lengkap dan lurus terdapat pula etos kerja, berupa pedoman dan tuntunan dalam bekerja supaya karyanya sukses dan berkah. Etos kerja yang datang dari Allah Pencipta dan Penguasa alam raya inilah yang paling tepat dan yang hak, karena tiada lagi keterampilan dan pengaturan dari makhluk manapun yang mampu menandinginya.
Etos kerja adalah karakter dan kebiasaan berkenaan dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup manusia yang mendasar terhadapnya. Komponen dasar dari etos kerja adalah iman dan taqwa, serta niat. Umat Islam memiliki karakteristik tersendiri mengenai etos kerja. Dalam melaksanakan pekerjaan, ada beberapa motivasi yang mempengaruhi.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai etos kerja. Dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai etos kerja yang diajarkan oleh Allah.
Yang paling populer dan sering kita dengar di pengajian-pengajian agama adalah QS Al-Jumu’ah ayat 9-10: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Sebagai umat muslim sudah sebaikanya untuk membiasakan diri dengan perilaku etos kerja yang baik. Perilaku tersebut antara lain:
1. Manusia hendaknya memahami perannya sebagai khalifah yang bertugas memakmurkan bumi dengan bekerja keras dan menuntut ilmu sebaik-baiknya untuk bekal masa depan
2. Memiliki sikap dan sifat yang tidak merugikan orang lain walaupun orang lain lebih mulia dan tinggi derajatnya
3. Mencintai pekerjaan walau sekecil apapun dan menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini telah diciptakan dengan sempurna oleh Allah
4. Melaksanakan ajaran Islam untuk bekerja keras guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup yang baik dan sejahtera serta sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Komentar
Posting Komentar