Langsung ke konten utama

Pelangi Abu di Bumi Seribu Masjid


Chapter: II 
Aku Bingung Dengan Pilihanku

Matahari sudah tak terlihat, hanya sisa semburat warna emas di sebelah barat. Sebagian besar lampu taman sudah menyala. Di area taman permainan suara tawa anak-anak asyik bercanda dengan orang tuanya. Hilir mudik kendaraan pun kian terasa ramai. Klakson dan lengkingan peluit dari tukang parkir mulai terdengar.
Ya..., saya sedang menikmati senja di Taman Sangkareang sekalian menunggu jadwal buka lapak baca. Hari itu saya janji bertemu dengan salah seorang teman yang kukenal lewat sosial media. Awalnya dia mengirimkan message di akun facebook saya setelah membaca postingan tentang cerita seorang gay yang saya tulis sebelumnya.
Tulisan ini chapter kedua, awalnya saya tidak memilih tulisan ini, karena sudah ada tulisan yang sebelumnya tapi karena "tokoh" di tulisan itu mendadak keberatan dan tidak ingin dipublish akhirnya saya memutuskan untuk memposting tulisan ini."
Di postingan pertama, ratusan inbok di facebook dan instagram saya, sebagaian besar isinya mendukung dan ada juga yang sedikit "mengancam".
Saya tegaskan, saya tidak akan mempublish tulisan apabila tokohnya menyatakan keengganan untuk ditulis. Tulisan ini tidak bermaksud menjudge, apalagi membuat masyarakat resah seperti ditulis salah satu pembaca.
Murni tulisan ini saya niatkan karena keinginan pribadi beberapa tokoh agar masyarakat tidak terjerumus pada lubang yang sama, ini adalah kemauan para tokoh agar pintu hati publik terketuk dan sadar, itu saja.
***
"halo bang, aku sudah di Sangkareang nih, ketemu di dekat penjual cilok ya...? WA darinya masuk ke hp saya, langsung kujawab “Siap, saya juga sudah di lokasi”.
Sebut saja namanya, DA, mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di Mataram. Ia berasal dari bagian tengah pulau Lombok. Ia datang sendiri hari itu. Berkaos warna putih dengan karakter super hero, celana pendek dan sneaker merek kenamaan. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, berkulit putih dengan kumis tipis, parfum aroma maskulin tercium.
Senyumnya menyapa saat saya menghapirinya dan bersalaman. Saya mengucapkan terima kasih. Kami memutuskan duduk di bangku pojokan, tepat di sebelah hotel. Di bangku samping, sekelompok pengemudi ojek online berjaket hijau asyik bercanda.
"Akhirnya ketemu juga bang, terima kasih ya sudah mau datang," sapanya sembari membuka topi bertuliskan CAP.
"Saya juga senang bisa bertemu, setelah beberapa minggu berkomunikasi hanya via WA, bagaimana kuliah lancar,"? jawabku.
"Begitulah bang, keasyikan kerja jadi lupa susun tugas akhir, hehehe....," jawabnya. Ia memang bekerja di salah satu hotel di wilayah Senggigi.
Perbincangan mulai serius saat saya menanyakan tentang orientasi seksnya. Beberapa pakar berbeda pendapat orientasi seksual adalah sesuatu yang tetap dan akan tumbuh seiiring dengan perkembangan waktu, tetapi ada juga pendapat yang berbeda yang menyatakan orientasi seksual bisa berubah.
“Sebenarnya saya juga punya pacar cewek bang, sudah tiga tahunan ini pacaran,” ucapnya. Tapi saat ini aku juga sedang mencoba menjalani hubungan dengan seorang pacar, sebut saja dia “KZ”. Sudah hampir satu tahunan tinggal bareng di kontrakan di wilayah Cakranegara.
Dia bekerja di hotel yang berbeda tapi biasanya pulang samaan kalau shift kerja sama. Selain untuk menghemat juga karena kami mengontrak rumah bersama. Awalnya biasa saja, tapi seringnya bertemu dan menghabiskan waktu bersama membuatku mulai merasa suka sama dia, tambahnya.
Sejak kapan kamu merasa kalau memiliki rasa yang berbeda?
Pandangannya menerawang saat saya sedikit memaksa menjawab pertanyaanku. Sambil menghembuskan asap ia melanjutkan ceritanya. Lingkungan kerja memaksaku untuk “memaklumi” orientasi seks yang berbeda. Apalagi teman-temanku “nongkrong” sudah termasuk yang terbuka mengenai hubungan mereka ungkapnya.
Orientasi seksual dan isi hati memang kadang tidak sejalan. Lingkungan akan sangat mempengaruhi.
Sebenarnya aku tahu hal ini salah, hal ini diluar kodrat sebagai pria. Dan tidak mungkin juga di terima di lingkungan. Aku sendiri membutuhkan keberanian diri untuk berani mengakui kalau aku suka sesama. Awalnya aku menolak perasaan ini, awalnya karena gengsi dan juga tidak mungkin bisa diterima oleh orang lain. Apalagi lingkungan keluargaku yang sangat ketat, belum lagi dulu kos ku berada di wilayah yang sangat kental dengan agama Islam, lanjutnya.
Aku sudah tinggal bersama hampir satu tahun, jangan bertanya sudah berapa dosa yang kami lakukan, ujarnya perlahan.
Ia menghentikan obrolan, mengambil lagi sebatang rokok dan membakarnya.
“Saya tidak memaksa kamu untuk melanjutkan cerita bro.. kapan kamu siap silahkan,” ujarku mencoba menenangkan. Memang sejak agak intens membahas hal ini, nada bicaranya menjadi pelan.
“Oke bang, nanti kita ketemu lagi ya,” jawabnya. Sebenarnya saya mau mengajak pasanganku tadi seperti janji kemarin. Tapi dia tidak mau, katanya masih belum siap. Ini saja aku ketemu abang diam-diam.
Aku sebenarnya sudah berniat untuk berhenti bekerja, kemudian menuntaskan tugas akhir dan wisuda. Ibu sudah sedikit memaksa untuk menikah. Pacarku sudah sangat dekat dengan ibu, tambahnya.
“Sebenarnya aku bercerita ini agar ada teman untuk berbagi bang,” ujarnya.
Aku juga tidak siap mendengar jawaban dari pacarku seandainya dia tahu pilihanku untuk tinggal bareng sama “KZ”. Apalagi seandainya ibu tahu kelakuanku di Mataram. Tidak bisa kubayangkan apa resposnya.



***
Saya tertarik untuk mengetahui latar belakang keluarganya. Ia tak keberatan menceritakannya.
 “Aku besar di keluarga yang menempatkan bapak sebagai pengambil keputusan yang tidak bisa ditawar lagi,” ujarnya.
Aku anak terakhir, semua saudaraku perempuan. Sebagai anak terkecil ibu memiliki peran yang sangat besar. Jarang sekali bisa berbicara seperti anak dengan orang tua kepada mamiq, tambahnya.
Di rumah, apapun keputusan yang sudah diambilnya tidak ada yang boleh menolak. Termasuk untuk urusan sekolah. Masa SMA saya jalani di sekolah yang berisi anak-anak pilihan. Sekolah favorit katanya.
“Sebenarnya saat itu aku lebih memilih masuk SMK, aku sedang sangat tertarik dengan otomotif,” tambahnya. Tapi mamiq memaksa untuk masuk SMA favorit itu. Coba mamiq masih hidup, tidak mungkin aku bisa kuliah jurusan sekarang, tambahnya.
***
Di Mataram, kota yang memiliki motto religius dan berbudaya. Kemunculan komunitas ini memang sering dianggap sebagai aib yang memalukan. Salah seorang pejabat sempat mengontak saya untuk tidak terus menulis tentang hal ini karena akan mencoreng nama baik kota Mataram. Haruskah?
Beberapa orang sudah mulai berani menunjukkan eksistensi mereka. Beberapa waktu lalu saya diundang hadir di acara ulang tahun salah satu teman di cafƩ di jalan Udayana. Hampir sebagian besar yang hadir adalah pasangan gay. Mereka mengakuinya saat saya berusaha menanyakannya. Dari puluhan undangan saya hanya melihat enam orang perempuan.
Silahkan jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, disana kita akan menemukan pasangan yang sudah mulai berani menunjukkan diri. Jalan bergandengan tangan bahkan saling menyuapi makanan. Tapi memang tidak seberani mereka yang tinggal di kota besar lainnya.
***


Komentar

  1. Kalau dia pacaran dengan cewek kemungkinan dia biseks....kasihan ceweknya...dia harus jujur sama ceweknya supaya adil..Jangan sampai mereka menikah padahal dia ada main dengan laki-laki. Kalau misalnya hubungan sesama lelaki tidak aman dan dia menikah dengan cewek, si cewek bisa jadi korban.. kasihan sekali..coba kasih dia pertimbangan agar dia jujur sama ceweknya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa saya kasi masukan seperti itu, tapi pilihan kan ada di dia mbak :D, dia tahu mana pilihan yang terbaik, kata hatinya yang akan menuntunnya...

      Hapus
  2. Mulai serem brarti Mataram ya šŸ˜ž

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nehh kok serem? dari zaman nabi Luth sudah ada mereka kan? jadi biasa saja... hanya perlu bijak menyikapinya...

      Hapus
  3. Mulai serem brarti Mataram ya šŸ˜ž

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Ujian UT SKOM4101 || Pengantar Ilmu Komunikasi Beserta Kunci Jawaban

1. Komunikasi dapat diakatakan sebagai urat nadi kehidupan manusia karena .... A. manusia melakukan kegiatan komunikasi sejak lahir B. komunikasi dilakukan oleh manusia secara terus menerus selama proses kehidupan C. komunikasi membuat seseorang menjadi tidak terasing dengan lingkungannya D. komunikasi membuat seseorang mampu mengenali diri sendiri Jawab: B. Bagus, jawaban yang Anda pilih sudah benar 2. Ada beberapa definisi tentang komunikasi, salahsatu definis tersebut menjelaskan bahwa pada dasarnya komunikasi memiliki lima komponen yaitu sumber, pesan, media, khalayak dan dampak. Definisi tersebut dikemukakan oleh .... A. Barlnlund B. Weaver C. Shanon D. Lasswell Jawab: D. Bagus, jawaban yang Anda pilih sudah benar 3. Ciri yang melekat pada komunikasi yang bersifat transaksional adalah ... A. adanya penggunaan lambang-lambang dalam kegiatan komunikasi B. pelaku komunikasi tidak harus hadir dalam satu ruangan C. komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan tujuan dari para

Soal Ujian UT ISIP4112 | Pengantar Ilmu Ekonomi dan Kunci Jawaban

1. Jika harga suatu barang turun, maka permintaan akan barang tersebut naik. Pernyataan tersebut termasuk dalam bahasan ekonomi …. a. positif b. normatif c. deskriptif d. teori Jawab: a. benar 2. Sistem ekonomi pasar berbasiskan pada .... a. Peraturan pemerintah b. Kekuasaan kepemilikan sumber daya atau factor produksi kepada rakyat yang diwakilkan melalui pemerintah c. Kebebasan individu dan perusahaan dalam menentukan berbagai kegiatan ekonomi d. Sistem ekonomi sosialis dimana pemerintah membuat semua kebijakan ekonomi Jawab: c. benar 3. Melarang monopoli dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat dari aktivitas ekonomi merupakan fungsi pemerintah dalam hal ... a. Mengoreksi kegagalan pasar demi efisiensi b. Membuat program untuk melakukan pemerataan pendapatan c. Membuat kebijakan moneter d. Mengoreksi kebijakan sebelumnya Jawab: a. benar 4. Pernyataan hukum permintaan yang paling tepat adalah .... a. Jika harga suatu jenis barang semakin

Perbedaan antara Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Suwandi, dan EYD

1            Ejaan Van Ophuijsen mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya: 1)        Masih menggunakan huruf/   j /   untuk bunyi huruf / y /  seperti contoh  yang  atau  Sayang   ditulis dengan    jang, sajang. 2)        Masih menggunakan huruf  / oe/   untuk untuk bunyi huruf / u/  seperti kata  itu  dan  guru  ditulis dengan  itoe  dan  guroe . 3)        Masih Menggunakan Tanda diakritik, seperti koma ain / ’ / seperti contoh  ma’moer, ‘akal,  dan huruf  / k / ditulis dengan tanda / ’ / pada akhir kata misalnya  bapa’ , ta’ 4)        Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf / a / mendapat akhiran / i /, maka di atas akhiran itu diberi tanda trema / ’ /    ta’, pa’, dinamai’ 5)         Huruf / c / yang pelafalannya keras diberi tanda / ’ / diatasnya. 6)        Kata ulang diberi angka 2, misalnya:  jalan2  ( jalan - jalan ) 7)         Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara : a.         Dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/, dsb. b.