Akhir tahun 2015. Minggu terakhir di bulan desember saat itu. Belasan
warga 'jalan Pancasila'. (Nama sebenarnya Jl. Alamanda I. Saya menyebutnya jalan Pancasila karena ada 4 agama warga yang tinggal di jalan ini) tempat saya tinggal, sejak pagi sudah mulai
sibuk dengan sapu, cangkul, sabit dan keranjang sampah. Ini agenda rutin
sejak saya menjadi warga di perumahan ini beberapa tahun lalu. Ohhh
ya.. ini bentuk penghormatan kami pada Pak Budi dan keluarganya yang
akan merayakan Hari Natal, ia tinggal di nomor 206. Malam
harinya, istrinya yang keturunan Chinese akan sibuk mengatur buah dan
aneka penganan yang tulisan kateringnya ia biarkan di meja menandakan
itu adalah makanan halal bagi kami warga yang Muslim.
Suara loudspeaker masjid di ujung jalan kami akan dikecilkan saat Pura yang tidak jauh darisana mulai terdengar lantunan doa saat warga yang beragama Hindu melakukan kegiatan ibadah.
Bu Wayan, tetangga saya yang tinggal persis didepan rumah saya selalu memberikan buah yang masih dibungkus plastik saat sekeluarga merayakan Hari raya Kuningan. Ia selalu berkata "tenang saja ini buah masih disegel, belum dipakai buat sembahyang, sambil tersenyum. Saya pernah tidak memakan buah yang diberikannya karena tidak dibungkus plastik parsel karena takut buah itu sudah pernah ikut sembahyang. Dan kebetulan berpapasan saat saya akan buang sampah.
Bahkan tetangga saya yang suka bermusik dangdut akan mematikan musiknya sehari semalam saat perayaan Nyepi dimulai. Saat perayaan keagamaan itu saya dan beberapa tetangga yang kebetulan pulang malam akan mematikan kendaraan lalu menuntunnya sampai rumah.
Di berbagai pengalaman itu, saya merasakan dan menyimpulkan bahwa bentuk toleransi antar umat beragama adalah saling menghormati dan menghargai.
Bagi saya toleransi itu adalah bentuk penghormatan kita pada perbedaan yang ada. Mulai dari hal yang kecil seperti makanan, cara bersikap, cara beraktivitas, sampai hal yang besar soal agama, kitab suci, dan prinsip Ketuhanan.
Dalam bahasa Arab, digunakan kata tasamuh. Dan bentuk tasamuh umat Islam dalam kehidupan beragama adalah menghargai, dengan sabar menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. Berbeda jauh dengan sinkretisme yang bisa berakibat talbisul haq bil bathil. Itu pembahasan yang berbeda lagi ilmu saya belum sampai sana.
Menurut saya, toleransi beragama adalah saat kita menghormati agama yang berbeda dengan tidak menilai atau mengomentari agama mereka. Tidak mengomentari kitab suci, dan tidak mengomentari cara beribadah.
Beberapa pekan ini, toleransi menjadi kata yang terus kita dengar, bahkan terus melebar saat Ahok keceplosan menyitir ayat Surat Al Maidah ayat 51 dalam salah satu pidatonya. Isu semakin panas karena ibukota sedang persiapan begawe pilkada.
Disinilah masalah semakin ruet. Jutaan umat Islam Indonesia bereaksi. Dukungan membabi buta juga tidak kurang dari barisan pendukungnya. Bahkan salah satu yang sampai menjadi viral adalah video Nusron Wahid yang tampil disalah satu acara TV membela 'keterlaluan' dan membuat ulama yang ada di MUI dilecehkan.
Saya tidak akan membahas itu, sudah bosan mendengar pembelaan dari teman yang agak kiri dan ratusan notification di grup WhatsApp.
Saya yang ingin berkata, Pak Ahok bagaimana keharmonisan bisa hadir jika pernyataan anda mengarah pada pelecehan atau penghinaan pada kitab suci dan isi kitab suci??
_Kopi pagi diiringi lagu 80an dari tetangga sebelah_
Suara loudspeaker masjid di ujung jalan kami akan dikecilkan saat Pura yang tidak jauh darisana mulai terdengar lantunan doa saat warga yang beragama Hindu melakukan kegiatan ibadah.
Bu Wayan, tetangga saya yang tinggal persis didepan rumah saya selalu memberikan buah yang masih dibungkus plastik saat sekeluarga merayakan Hari raya Kuningan. Ia selalu berkata "tenang saja ini buah masih disegel, belum dipakai buat sembahyang, sambil tersenyum. Saya pernah tidak memakan buah yang diberikannya karena tidak dibungkus plastik parsel karena takut buah itu sudah pernah ikut sembahyang. Dan kebetulan berpapasan saat saya akan buang sampah.
Bahkan tetangga saya yang suka bermusik dangdut akan mematikan musiknya sehari semalam saat perayaan Nyepi dimulai. Saat perayaan keagamaan itu saya dan beberapa tetangga yang kebetulan pulang malam akan mematikan kendaraan lalu menuntunnya sampai rumah.
Di berbagai pengalaman itu, saya merasakan dan menyimpulkan bahwa bentuk toleransi antar umat beragama adalah saling menghormati dan menghargai.
Bagi saya toleransi itu adalah bentuk penghormatan kita pada perbedaan yang ada. Mulai dari hal yang kecil seperti makanan, cara bersikap, cara beraktivitas, sampai hal yang besar soal agama, kitab suci, dan prinsip Ketuhanan.
Dalam bahasa Arab, digunakan kata tasamuh. Dan bentuk tasamuh umat Islam dalam kehidupan beragama adalah menghargai, dengan sabar menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. Berbeda jauh dengan sinkretisme yang bisa berakibat talbisul haq bil bathil. Itu pembahasan yang berbeda lagi ilmu saya belum sampai sana.
Menurut saya, toleransi beragama adalah saat kita menghormati agama yang berbeda dengan tidak menilai atau mengomentari agama mereka. Tidak mengomentari kitab suci, dan tidak mengomentari cara beribadah.
Beberapa pekan ini, toleransi menjadi kata yang terus kita dengar, bahkan terus melebar saat Ahok keceplosan menyitir ayat Surat Al Maidah ayat 51 dalam salah satu pidatonya. Isu semakin panas karena ibukota sedang persiapan begawe pilkada.
Disinilah masalah semakin ruet. Jutaan umat Islam Indonesia bereaksi. Dukungan membabi buta juga tidak kurang dari barisan pendukungnya. Bahkan salah satu yang sampai menjadi viral adalah video Nusron Wahid yang tampil disalah satu acara TV membela 'keterlaluan' dan membuat ulama yang ada di MUI dilecehkan.
Saya tidak akan membahas itu, sudah bosan mendengar pembelaan dari teman yang agak kiri dan ratusan notification di grup WhatsApp.
Saya yang ingin berkata, Pak Ahok bagaimana keharmonisan bisa hadir jika pernyataan anda mengarah pada pelecehan atau penghinaan pada kitab suci dan isi kitab suci??
_Kopi pagi diiringi lagu 80an dari tetangga sebelah_
Komentar
Posting Komentar