Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

ASEAN Literary Festival 2017

ASEAN Literary Festival 2017  adalah sebuah event yang akan diadakan pada tanggal 6 Agustus 2017. Untuk memeriahkan acara tersebut, Ardhanary Institute dan Aliansi Jurnalis Independen mempersembahkan  Lomba Menulis Artikel dan Liputan Berhadiah Total 60 Juta Rupiah.  Lomba Karya Tulis  ini dapat diikuti oleh masyarakat umum, mahasiswa dan jurnalis.  Tema Lomba adalah:”Keberagaman Gender dan Seksualitas”.  Peserta  Lomba Menulis Artikel dan Liputan ASEAN Literary Festival 2017  dapat menuliskan pandangannya terhadap isu keberagaman gender dan seksualitas di Indonesia dilihat dari perspektif budaya, agama, dan hukum. ASEAN Literary Festival 2017 Lomba Menulis Artikel dan Liputan Berhadiah Total 60 Juta Rupiah DEADLINE: 16 Juli 2017 ASEAN Literary Festival Ardhanary Institute dan Aliansi Jurnalis Independen mempersembahkan Lomba Menulis Artikel dan Liputan Tema: ”Keberagaman Gender dan Seksualitas”. Hadiah total: Rp 60 Juta Anda wartawan, penulis lepas, atau mahasisw

Ada Pelangi Abu di Sini

Menelusuri Komunitas Gay dan Lesbi di Kota Mataram Chapter I Aku Terjebak Jam tangan saya masih menunjukkan pukul 01.15 Wita, matahari terasa sangat menyengat. Jalan Pemuda masih sangat padat, hampir di setiap gerbang sekolah yang berderet di sepanjang jalan utama ini penuh oleh kerumunan siswa yang jadwal pulang sekolahnya hampir bersamaan. “Ayo bro… orangnya udah siap diajak ngobrol,” isi whatsapp dari seorang teman yang sudah hampir sebulan ini selalu menemani saya mengunjungi dan berkenalan dengan anggota komunitas “Cowok Brondong Mataram”.  Komunitas ini dibuat untuk berkenalan sesama gay yang ada di kota Mataram, itu pengakuan admin grup facebook ini. *** Dia adalah orang yang pertama kali saya temui. Sekaligus membuka jalan bagi saya untuk mengenal lebih dalam komunitasnya. Sebelum ngobrol ia menceramahi kami tentang perbedaan gay dan banci. Menurutnya, menjadi gay adalah wajar saja. Lelaki yang orientasi seksnya mengalami penyimpangan (jiwa), sedan

Ketahanan Nasional dalam Era Globalisasi

Istilah globalisasi menunjukkan gejala menyatunya kehidupan manusia di planet bumi ini tanpa mengenal batas-batas fisik-geografik dan sosial yang kita kenal sekarang ini. Globalisasi berkembang melalui proses yang dipicu dan dipacu oleh kemajuan pesat “revolusi” di bidang teknologi komunikasi atau informasi, transportasi dan perdagangan yang dikenal dengan istilah Triple T. Pemikiran Naisbitt menyatakan menyatunya kehidupan di dunia (globalisasi) disertai dengan munculnya berbagai paradoks (kondisi pertentangan). Dikhawatirkan “globalisasi” akan menghilangkan negara bangsa (nation state)? Disisi lain globalisasi haruslah dipandang sebagai suatu “peluang” (oportunity) untuk meningkatkan, mengembangkan, dan memperkokoh bangsa, agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Untuk itulah, diperlukan Tannas yang tangguh bagi bangsa Indonesia di Era Globalisasi. Globalisasi merupakan suatu pengertian ekonomi. Konsep globalisasi baru masuk kajian dalam universitas pada tahun 1980

Sejarah Bangsa dan Latar Belakang Ketahanan Nasional, MKDU4111, Tugas Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan|Ketahanan Nasional|MKDU4111 Bangsa Indonesia mengalami penjajahan berabad-abad lamanya. Penjajahan itu mengakibatkan penderitaan lahir dan batin, kemiskinan dan kebodohan. Perjuangan mengusir penjajah mulai dari perlawanan Sultan Agung dari kerajaan Mataram pada tahun 1613 sampai perlawanan Sisingamangaraja (Batak) pada tahun 1900 tidak pernah berhasil. Hal ini karena di satu sisi, tidak adanya persatuan dan kesatuan di kalangan bangsa Indonesia dan di sisi lain “keragaman” bangsa Indonesia mudah dieksploitasi dengan politik “pecah belah” atau “adu domba” atau secara populer disebut juga politik “de vide et impera”. Perjuangan selanjutnya memunculkan angkatan perintis kemerdekaan (1908) yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, dan 20 tahun kemudian muncul angkatan “Penegas” Sumpah Pemuda (1928). Strategi perjuangan dalam melawan penjajah diubah dengan jalan Pendidikan Untuk Memajukan Bangsa dan Membangkitkan Semangat Nasionalisme. Hasil perjuangan

Pendidikan Kewarganegaraan|Wawasan Nusantara|MKDU4111

Wasantara tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia, berangkat dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang rawan perpecahan, keinginan untuk memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia yang berupa kepulauan dan berada di tengah-tengah dunia (posisi silang) untuk kejayaan bangsa dan negara. Pandangan tersebut berkaitan dengan konsep geopolitik dan geostrategi yang perlu mendapat pengakuan internasional. Oleh karena itu, bangsa Indonesia memperjuangkan dalam forum hukum laut internasional maupun menjadikan perjanjian dengan negara-negara tetangga mengenai batas wilayah. Baru pada tahun 1982, konvensi Hukum Laut menerima asas negara kepulauan atau asas nusantara diterima sebagai hukum internasional, dan bersamaan dengan itu pula ditetapkan perluasan yurisdiksi negara-negara pantai di lautan bebas atau ZEE. Hasil konvensi ini disahkan pada bulan Agustus 1983 di New York. A. MENGENALI GEOGRAFI, GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI BANGSA INDONESIA A1. MENGENALI GEOGRAFI

Rangkuman Bahasa Indonesia | MKDU4110

Hakikat Menyimak Mendengar dan menyimak memiliki arti yang berbeda. Mendengar memiliki arti dapat menangkap suara. Menyimak memiliki arti suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Strategi menyimak Membedakan fonem dalam konteks       Kata dari dan tari adalah kata yang berbeda, dibedakan dengan adanya huruf /d/ dan /t/. Dalam pendengaran sekilas tampak hampir sama, namun jika disimak dengan seksama ada perbedaan. Jadi dalam menyimak harus lebih diperhatikan setiap fonem dalam konteks Berlatih menangkap maksud tuturan dari sebuah kalimat       Kita kadang salah mengertikan maksud pembicaraan seseorang, misal ada yang berbicara, ” Kucing makan tikus mati di dapur.” Mungkin tafsiran orang-orang akan berbeda. Ada yang mengira yang mati adalah