Langsung ke konten utama

INISIASI 6

Pada inisiasi ke 6 ini akan dibahas tentang perilaku sosial dan kontrol sosial. Modul ini dibagi menjadi 2 KB yaitu perilaku menyimpang dan perilaku kolektif. 

Dalam hidup bermasyarakat setiap individu diharapkan untuk selalu berperilaku yang konformis yang perilaku yang sesuai dengan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat. Ketika seseorang tidak berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat maka ia dicap memiliki perilaku yang menyimpang .

Pada umumnya orang berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah suatu perilaku yang buruk, karena perilaku tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Pandangan tersebut diberikan lebih dikarenakan akibat negatif yang ditimbulkan oleh perilaku menyimpang dan para ahli menyebutnya dengan konsep disfungsi. Tetapi perilaku menyimpang juga mempunyai konsekuensi positif bagi kehidupan sosial dan hal tersebut disebut dengan fungsi, dimana banyak orang yang menyimpang dari norma yang kemudian malah menciptakan kesempatan untuk mereka untuk diakui identitas dan pekerjaan menyimpangnya. Fungsi dari perilaku menyimpang antara lain menghasilkan konformitas, memperkuat ikatan kelompok dan menyebabkan adanya perubahan. 

Apapun konsekuensi sosial suatu perilaku menyimpang apakah difungsional maupun fungsional, perilaku meyimpang bukanlah sesuatu yang mempunyai makna baik atau buruk. Tetapi lebih mengarah pada konsekuensi dari terjadinya perilaku menyimpang, ada yang mengarah pada stabilitas, pemeliharaan dan kelancaran sistem tetapi ada pula yang mengarah terjadinya disorganisasi sosial . Apapun kasusnya perilaku menyimpang adalah sesuatu yang tidak dapat terhindarkan kejadiannya di dalam masyarakat.

Secara umum perilaku menyimpang dapat dijelaskan melalui: (1) penjelasan biologis; (2) penjelasan psikologis; dan (3) penjelasan sosiologis. Menurut penjelasan biologis: perilaku menyimpang dapat dihubungkan dengan factor-faktor biologis si pelaku. Sementara menurut penjelasan psikologis: perilaku menyimpang bukanlah seperti warisan sebagaimana dipahami oleh penjelasan biologis, melainkan karena hasil sosialisasi sejak awal. Sedangkan menurut penjelasan sosiologis: perilaku menyimpang merupakan perilaku yang berlawanan dengan norma-norman yang diterima secara umum dalam masyarakat tersebut. 

Relativisme budaya berasumsi bahwa perilaku, ide dan suatu produk dapat dimengerti dalam konteks budaya dan masyarakat dimana perilaku, ide dan produk tersebut bagian dari sistem tersebut. Pandangan relativisme melihat bahwa penyimpangan dapat diinterpertasi hanya dalam konteks sosio kultural dimana penyimpangan tersebut terjadi. Misalnya membunuh bukan suatu perilaku menyimpang bila terjadi dalam situasi perang, tetapi akan menjadi perilaku menyimpang jika dilakukan oleh seorang anak terhadap temannya di sekolah.

Subkultur perilaku menyimpang muncul ketika orang yang menyimpang membentuk komunitas sendiri dengan norma dan nilai mereka sendiri. Subkultur perilaku menyimpang tersebut akan menjaga mereka tetap dalam suatu lingkungan dalam berhubungan dengan orang yang “normal” di masyarakat. Mungkin Anda seringkali melihat bahwa para pengemis, anak jalanan, penjahat ataupun pemulung sebenarnya punya komunitas sendiri dengan sesama pelaku menyimpang lainnya dimana mereka bisa saling bebas berinteraksi, tanpa harus takut ataupun canggung satu sama lain karena nilai dan norma yang dianutpun akan cenderung sama, meskipun masyarakat akan melihat bahwa komunitas mereka menyimpang.

Subkultur perilaku menyimpang akan meliputi sistem nilai, perilaku, sikap dan gaya hidup yang berlawanan dengan budaya yang dominan dalam masyarakat dimana subkultur itu berada (Kornblum; 2000; 199). Anggota subkultur merupakan bagian dari anggota masyarakat secara keseluruhan, mereka juga mempunyai keluarga, teman diluar subkultur mereka sendiri. Subkultur pengguna dan pemasok narkoba menyediakan cara-cara dimana orang-orang yang terlibat dalam aktivitas perilaku menyimpang biasanya mengembangkan bahasa dan norma mereka sendiri. Banyak kata-kata tertentu yang hanya diketahui artinya oleh sesama anggota dalam subkultur tersebut.

Suatu tindakan yang dinyatakan tidak menyimpang dalam satu situasi tidak berarti bahwa tidak menyimpang pula di tempat lain. Jadi penyimpangan tidak hanya terdiri dari serangkaian tindakan saja tetapi juga respon kelompok, definisi dan makna yang melekat pada perilaku tersebut, sehingga definisi penyimpangan dapat bervariasi tergantung situasi. Hal-hal yang mempengaruhi pada pendefinisian perilaku menyimpang yang berbeda berkaitan dengan waktu, tempat, situasi dan status sosial.

Ada beberapa teori atau perspektif yang bisa menjelaskan mengapa orang bisa berperilaku menyimpang: yaitu (1) Perspektif Struktural; (2) Perspektif Transmisi Budaya; (3) Perspektif Konflik; (4) Perspektif Labelling; (5) Perilaku Menyimpang Primer dan Sekunder, dan (6) Relativitas Perilaku Menyimpang.

Selain dari perspektif individu, perilaku menyimpang juga bias dalam bentuk kolektif. Mengapa perilaku kolektif menyimpang dapat terjadi? Jawabannya ada pada penjelasan: (1) Teori Penyebaran; (2) Teori Interaksionis; (3) Teori Emergent Norm; dan (4) Teori Value Added.

Dalam sosiologi dikenal mengenai kerumunan untuk mendeskripsikan perilaku kolektif. Jenis kerumunan antara lain (1) Casual; (2) Convensional; (3) Expresive; dan (4) Acting.

Dikenal pula istilah gerakan sosial untuk menyebut perilaku kolektif yang bertujuan mendorong atau menolak suatu perubahan atau suatu kebijakan. Bedanya dengan kerumunan, pada gerakan sosial terdapat: (1) pemimpinannya; (2) anggotanya; dan (3) mobilisasi sumber-sumber daya yang ada. 

Bentuk gerakan sosial dapat berbentuk: (1) gerakan revolusioner; (2) gerakan reformasi; (3) gerakan konservatif; dan (4) gerakan reaksional.

Demikian.
Pak Budi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Ujian UT ISIP4112 | Pengantar Ilmu Ekonomi dan Kunci Jawaban

1. Jika harga suatu barang turun, maka permintaan akan barang tersebut naik. Pernyataan tersebut termasuk dalam bahasan ekonomi …. a. positif b. normatif c. deskriptif d. teori Jawab: a. benar 2. Sistem ekonomi pasar berbasiskan pada .... a. Peraturan pemerintah b. Kekuasaan kepemilikan sumber daya atau factor produksi kepada rakyat yang diwakilkan melalui pemerintah c. Kebebasan individu dan perusahaan dalam menentukan berbagai kegiatan ekonomi d. Sistem ekonomi sosialis dimana pemerintah membuat semua kebijakan ekonomi Jawab: c. benar 3. Melarang monopoli dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat dari aktivitas ekonomi merupakan fungsi pemerintah dalam hal ... a. Mengoreksi kegagalan pasar demi efisiensi b. Membuat program untuk melakukan pemerataan pendapatan c. Membuat kebijakan moneter d. Mengoreksi kebijakan sebelumnya Jawab: a. benar 4. Pernyataan hukum permintaan yang paling tepat adalah .... a. Jika harga suatu jenis barang semakin

Soal Ujian UT SKOM4101 || Pengantar Ilmu Komunikasi Beserta Kunci Jawaban

1. Komunikasi dapat diakatakan sebagai urat nadi kehidupan manusia karena .... A. manusia melakukan kegiatan komunikasi sejak lahir B. komunikasi dilakukan oleh manusia secara terus menerus selama proses kehidupan C. komunikasi membuat seseorang menjadi tidak terasing dengan lingkungannya D. komunikasi membuat seseorang mampu mengenali diri sendiri Jawab: B. Bagus, jawaban yang Anda pilih sudah benar 2. Ada beberapa definisi tentang komunikasi, salahsatu definis tersebut menjelaskan bahwa pada dasarnya komunikasi memiliki lima komponen yaitu sumber, pesan, media, khalayak dan dampak. Definisi tersebut dikemukakan oleh .... A. Barlnlund B. Weaver C. Shanon D. Lasswell Jawab: D. Bagus, jawaban yang Anda pilih sudah benar 3. Ciri yang melekat pada komunikasi yang bersifat transaksional adalah ... A. adanya penggunaan lambang-lambang dalam kegiatan komunikasi B. pelaku komunikasi tidak harus hadir dalam satu ruangan C. komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan tujuan dari para

Perbedaan antara Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Suwandi, dan EYD

1            Ejaan Van Ophuijsen mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya: 1)        Masih menggunakan huruf/   j /   untuk bunyi huruf / y /  seperti contoh  yang  atau  Sayang   ditulis dengan    jang, sajang. 2)        Masih menggunakan huruf  / oe/   untuk untuk bunyi huruf / u/  seperti kata  itu  dan  guru  ditulis dengan  itoe  dan  guroe . 3)        Masih Menggunakan Tanda diakritik, seperti koma ain / ’ / seperti contoh  ma’moer, ‘akal,  dan huruf  / k / ditulis dengan tanda / ’ / pada akhir kata misalnya  bapa’ , ta’ 4)        Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf / a / mendapat akhiran / i /, maka di atas akhiran itu diberi tanda trema / ’ /    ta’, pa’, dinamai’ 5)         Huruf / c / yang pelafalannya keras diberi tanda / ’ / diatasnya. 6)        Kata ulang diberi angka 2, misalnya:  jalan2  ( jalan - jalan ) 7)         Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara : a.         Dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/, dsb. b.