Tugas 3
Tuton Mata Kuliah Bahasa Indonesia/PBIN4110
Soal-soal Tugas 3
1. Susunlah
sebuah wacana yang terdiri atas 5-8 paragraf (200-250 kata) dengan tema Potensi
Wisata Alam Indonesia. Jenis paragraf deskripsi atau persuasi.
Jawab:
Nusa Tenggara Barat siap menjadi yang terdepan sebagai
unggulan untuk wisatawan Muslim dunia. Keinginan terbesar pemerintah daerah
mampu mengalahkan Malaysia yang selama ini menjadi destinasi favorit wisatawan
dengan konsep pariwisata halalnya. Saat ini, NTB sedang giat membangun Kawasan
Ekonomi Khusus di Mandalika, Lombok Tengah yang berproses menjadi kawasan halal
tourism unggulan. Sementara tempat wisata lainnya sedang diarahkan menuju
destinasi wisata halal.
Di tahun 2016, NTB mampu meraih tiga penghargaan kelas
dunia di ajang World Halal Travel Award 2016 yang diselenggarakan di Abu Dhabi.
Hal ini semakin memperkuat daya tarik para wisatawan, khususnya Muslim yang
mendambakan layanan wisata halal.
NTB bersama dengan dua provinsi lainnya, Aceh dan
Sumatera Utara dicanangkan oleh pemerintah pusat sebagai penggerak wisata halal
di Indonesia. Dan Lombok sebagai salah satu pengembangan eco-tourism.
Kemenangan yang diraih NTB menjadi kesempatan luar biasa
Indonesia untuk mengambil peluang dari tangan Malaysia yang selama ini menjadi
simpul wisata halal dunia. NTB dengan populasi masyarakat Muslim mencapai 95
persen, daerah yang dikenal dengan sebutan daerah seribu masjid adalah modal dasar yang sangat kuat.
Berbagai persiapan dilakukan untuk memperkuat branding
sebagai daerah dengan destinasi wisata halal terbaik. Dari segi regulasi, NTB
sudah menaikkan status Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Wisata Halal menjadi
Peraturan Daerah (Perda) agar secara politik dan kebijakan saling mendukung,
begitupun dengan dukungan dari semua elemen pemerintahan dari eksekutif,
yudikatif dan legislatif berjalan searah dan bersinergi untuk pariwisata NTB
yang lebih baik.
2. Bacalah
dengan cermat wacana di bawah ini, kemudian tentukan judul yang tepat bagi
wacana tersebut dan buat ringkasan/ikhtisarnya.
Bacaan
Dalam
budaya modern ini, remaja dihadapkan pada berbagai tantangan untuk melakukan
hal-hal kreatif. Salah satu tantangan itu adalah membiasakan diri menulis, baik
karya ilmiah popular maupun karya kreatif (fiksi). Ini perlu dilakukan untuk
menghindari anggapan bahwa bangsa kita adalah kumpulan masyarakat yang lebih
gemar menonton, ngerumpi, dan asing
terhadap kebiasaan menulis. Padahal kebiasaan menulis akan membuat kita lebih
kritis. Untuk bisa menulis, kita dituntut menemukan ide baru dan meningkatkan
kemampuan dalam memahami segala sesuatu di sekitar kita.
Setidaknya ada enam manfaat yang bisa
dipetik dari kebiasaan menulis; pertama, sebagai sarana untuk mengungkapkan
diri; kedua, untuk meningkatkan pemahaman terhadap sesuatu; ketiga, untuk
melahirkan/mengungkapkan kepercayaan diri; keempat, untuk meningkatkan kesadaran
atas lingkungan; kelima, untuk menumbuhkan semangat agar selalu memperbaiki
diri, dan; keenam, untuk memperbaiki kemampuan dalam menggunakan bahasa atau
menguasai unsur-unsur kebahasaan. Dengan kata lain, melalui aktivitas menulis
kita dapat mengungkapkan segala sesuatu yang kita rasakan atau pikirkan,
bersedia membuka diri dengan bertanya kepada teman, guru pembimbing atau datang
ke perpustakaan untuk memperoleh sumber-sumber bacaan.
Banyak orang beranggapan bahwa hal
tersulit dalam menulis adalah saat memulai, memikirkan apa yang akan ditulis,
dan bagaimana harus menuliskannya. Menentukan apa yang akan ditulis
sesungguhnya tidak terlalu sulit karena banyak hal yang bisa kita jadikan bahan
tulisan. Dengan kata lain, menulis sesungguhnya adalah upaya mengekspresikan
apa yang kita lihat, alami, rasakan, dan pikirkan ke dalam bahasa tulis.
Tentu saja untuk menyajikan tulisan
yang bagus, kita harus memilih bahan yang bagus pula, tidak boleh asal-asalan.
Bahan-bahan yang bagus itu bisa kita dapatkan dengan “menggumuli’ berbagai teks
kehidupan yang begitu luas dan beragam, seperti teks bacaan atau literatur
(buku, Koran,/majalah, jurnal, internet). Selain itu, mungkin saja bahan
tulisan itu berasal dari kejadian atau peristiwa yang kita alami dan rasakan.
Berdasarkan teks kehidupan yang sangat beragam tersebut, kita dapat menemukan
ide, gagasan, inspirasi untuk membuat sebuah tulisan. Nah, dari sinilah
sesungguhnya proses kreatif (menulis) itu di mulai.
Jawab:
Judul
yang tepat untuk wacana diatas adalah: “Yuk
Mulai Menulis”
Ringkasan:
Remaja
perlu membiasakan diri untuk kreatif, salah stunya dengan membiasakn menulis.
Baik tulisan karya ilmiah maupun karya fiksi, ini perlu dilakukan untuk
menghindari anggapan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak gemar
menulis. Selain itu juga, menulis mempunyai banyak sekali manfaat untuk pribadi
maupun orang lain.
Menulis
tidak akan sulit jika terbiasa mengekspresikan apa yang kita lihat, alami,
rasakan, dan pikirkan ke dalam bahasa tulis. Karena inilah sesungguhnya awal
dari kemampuan menulis dimulai. Tentu saja untuk membuatnya lebih menarik
diperlukan perbendaharaan kata yang banyak, dan memilih bahan yang bagus pula.
NAMA:
Abdul Rajab | NIM: 030082952 | UPBJJ: Mataram
Komentar
Posting Komentar